WIKEN.ID - Seekor bayi dugong ditemukan terdampar di pantai selatan Krabi, Thailand pada April lalu.
Dugong ini diduga baru berusia beberapa bulan dan terpisahkan dengan induknya.
Pemerintah Thailand membawa dugong itu ke area yang aman serta memberinya susu dan rumput laut.
Dugong yang kemudian diberi nama Mariam, yang berarti "nyonya laut", ini akhirnya dilepaskan ke air sekitar Koh Libong.
Kawasan ini diketahui memiliki sedikit populasi dugong.
Setelah penyelamatan itu, Mariam jadi hewan yang cukup terkenal dan dicintai masyarakat.
Hewan yang juga dikenal sebutan duyung ini "diadopsi" oleh publik.
Namun lama setelah dilepaskan di air, Mariam justru mengejutkan publik karena kabar kematiannya.
Penyebab kematian hewan malang ini pun sungguh memilukan.
Setelah dilepaskan di air, tetap berada dalam pengawasan pihak berwenang.
Dilansir Sky News, Mariam terus dipantau perkembangannya, menyadari bahwa tidak ada ibu yang mengajarkannya cara memberi makan.
Pihak berwenang pun memberikan pembaruan langsung di Facebook karena semakin banyak orang Thailand yang tertarik untuk mengetahui kemajuannya.
Saat kabar kematian Mariam tersebar, wajar publik kaget dan ikut bersedih.
Satu minggu sebelum kematiannya pada 17 Agustus 2019, Mariam demam dan menolak untuk makan.
Hewan ini pun kehilangan berat badannya dan tak lama setelahnya mati.
Dokter hewan yang memeriksa Mariam menyatakan bahwa banyak potongan plastik kecil menyumbat ususnya.
Hal itu kemudian menyebabkan infeksi darah dan radang paru-paru. "Semua orang sedih dengan kehilangan ini, tetapi itu menegaskan bahwa kita perlu menyelamatkan lingkungan untuk menyelamatkan hewan laut langka ini."Dugong terdaftar sebagai hewan "rentan", yang berarti mereka berisiko tinggi dalam bahaya di alam liar, setelah ribuan tahun diburu oleh manusia untuk diambil daging dan minyaknya.
Undang-undang Thailand melarang perburuan atau perdagangan dugong, tetapi negara itu mengakui mereka memiliki masalah dengan polusi plastik di laut.