WIKEN.ID - Keberadaan putra bungsu Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie cukup menyita perhatian warga karena penampilannya yang hampir selalu mengenakan penutup mata sebelah kanan.
Banyak warga yang bertanya-tanya kenapa Thareq Kemal Habibie memakai penutup mata.
Penampilan pertama Thareq Habibie menggunakan penutup mata adalah saat ia menjenguk dan melayat Ani Yudhoyono.
Setelah itu, Thareq Habibie kembali tampil di publik saat menjelaskan kondisi ayahnya di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (11/9).
Akhirnya, teka teki kondisi mata Thareq Habibie terjawab setelah kakaknya, Ilham Akbar Habibie menjelaskan ihwal penyebabnya.
Menurut Ilham Habibie yang dikutip dari Kompas.com mengatakan penyakit yang diderita Thareq Habibie adalah glaukoma.
Penyakit mata ini disebabkan karena kadar gula gula yang tinggi (diabetes) sehingga merusak retina mata.
Penjelasan ini juga mematahkan kabar hoax yang mengabarkan jika mata Thareq Habibie rusak sejak 12 tahun silam.
"Pertama penyakit yang diderita Thareq, adik saya, adalah glaukoma. Glaukoma adalah penyakit yang merusak retina," ujar Ilham saat ditemui di kediamannya Habibie di jalan Patra, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/9/2019).
Dia mengatakan retina mata yang rusak tidak bisa diganti lagi.
Di Indonesia, Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak.
Data dari WHO pada tahun 2010 menyebutkan bahwa terdapat 39 juta orang yang mengalami kebutaan di dunia, dan glaukoma menyumbang 3,2 juta orang atau sekitar 8 persen di antaranya.
Glaukoma merupakan penyakit mata di mana tekanan cairan dalam bola mata menjadi terlalu tinggi sehingga dapat merusak serabut saraf mata yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak.
Bedanya dengan katarak bisa mengembalikan kondisi mata sedangkan glaukoma tidak.
Glaukoma merupakan penyakit yang merusak saraf mata.
Pengobatan hingga operasi tidak bisa mengembalikan fungsi saraf seperti semula.
Mengonsumsi sayuran berdaun hijau setiap hari ternyata dapat menurunkan risiko glaukoma sebesar minimal 20 persen.
Padahal banyak anak-anak kurang menyenangi sayur dan buah disaat usianya memasuki masa krusial pertumbuhan anak.
"Kami menemukan orang-orang mengonsumsi sayuran berdaun hijau, memiliki risiko 20 sampai 30 persen lebih rendah terkena glaukoma," kata pemimpin penelitian Jae Kang yang dikutip dari Kompas.com.
Jae Kang adalah asisten profesor kedokteran di Brigham and Women's Hospital and Harvard Medical School di Boston.
Meskipun studi ini menemukan hubungan antara sayuran berdaun hijau dengan pengurangan risiko glaukoma, hubungan itu bukanlah hubungan sebab-akibat.
Tim Jae Kang meneliti data hampir 64.000 peserta Nurses' Health Study dari 1984 hingga tahun 2012, dan lebih dari 41.000 peserta di Health Professionals Follow-up Study dari tahun 1986 sampai dengan 2014.
Objek penelitiannya adalah pria dan wanita yang berusia 40 tahun ke atas.
Pada awal penelitian, mereka semua tidak menderita glaukoma dan rutin memeriksakan mata setiap dua tahun sekali.
Selama 25 tahun penelitian ditemukan hampir 1.500 orang menderita glaukoma.
Kemudian, para peneliti mengevaluasi pola konsumsi sayuran berdaun hijau di antara para peserta.
Para peneliti membagi peserta menjadi lima kelompok, mulai dari yang paling banyak mengonsumsi sayuran berdaun hijau sampai yang terendah.
Porsi terbanyak yang dikonsumsi adalah 1,5 porsi sehari, atau sekitar satu setengah cangkir sehari.
Sedangkan porsi yang paling sedikit adalah satu porsi sayuran setiap tiga hari.
"Ada gangguan aliran darah ke saraf optik mata pada penderita glaukoma. Dan faktor penting yang mengatur aliran darah ke mata adalah zat yang disebut nitrat oksida." kata Jae Kang.
Sayuran berdaun hijau mengandung nitrat, yang merupakan prekursor untuk nitrat oksida.
Penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal JAMA Ophthalmology pada 14 Januari 2016.
Untuk mengatasi glaukoma, ada beberapa sayuran maupun buah yang memiliki antioksidan tinggi seperti daun daun hijau, jeruk, buah peach, dan wortel yang baik dikonsumsi.
Penderita glaukoma juga disarankan banyak mengosumsi makanan yang kaya retinol seperti, hati, susu, keju, dan mentega, atau yang mengandung vitamin B1.
Baca Juga: Kesederhanan BJ Habibie Saat Rayakan Ulang Tahun Perkawinan, Istrinya Terbaring Lemah di Rumah Sakit
Bahkan studi lainnya menemukan bahwa antioksidan kopi juga dapat mencegah terjadinya degenerasi retina.
Selain itu, kandungan asam lemak Omega 3 yang terdapat pada ikan, kacang-kacangan, juga dinilai dapat mencegah perkembangan glaukoma.
Head of Professional Development Asosiasi Dokter Mata, Karen Sparrow, menyambut baik sejumlah hasil studi itu.
Namun, ia mengingatkan agar menerapkan pola makan demikian secara hati-hati dan lebih baik berkonsultasi dengan dokter mata terlebih dahulu. (*)
Baca Juga: Tanpa Pikirkan Keselamatannya Sendiri, Pria Ini Rela Terjun ke Danau Es untuk Selamatkan Dua Anjing