Terungkap Pemicu Utama Sakit Mata Kanan Thareq Habibie Hingga Harus Ditutup, Syaraf Matanya Pun Tak Bisa Sembuh dan Tidak Ada Obatnya

Sabtu, 14 September 2019 | 12:30
Istimewa

Putra bungsu kedua Presiden ke-3 RI, mendiang BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie,

WIKEN.ID - Penampilan putra kedua Presiden ke-3 RI, mendiang BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie, menjadi perhatian warga karena mata kanannya selalu tertutup.

Penampmenyita perhatian publik karena kerap terlihat mengenakan penutup mata sebelah.

Penampilan pertama Thareq Habibie menggunakan penutup mata adalah saat ia menjenguk dan melayat Ani Yudhoyono sambil mendampingi ayahnya.

Setelah itu, Thareq Habibie kembali tampil di publik saat menjelaskan kondisi ayahnya di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (11/9).

Bahkan ada berita hoax yang mengatakan jika mata kanan Thareq Kemal Habibie rusak sejak 12 tahun silam.

Baca Juga: Berbeda Dengan Mertuaya yang Suka Kain Lurik, Menantu Pertama BJ Habibie Punya Alasan Menyukai Kain Warisan Dunia Ini

Dalam berita hoax itu, mendiang ibunya, Hasri Ainun Besari disebut sempat ingin mendonorkan kornea mata untuk Thareq Habibie.

Selain itu, akmarhum BJ Habibie juga disebut telah mendonorkan kornea matanya sebelum dikebumikan.

Kini teka-teki alasan Thareq Habibie mengenakan penutup mata terungkap dan kabar hoax itu terungkap.

Hal ini disampaikan oleh Kakak Thareq Habibie, Ilham Habibie.

Baca Juga: Jarang Terekspos, Inilah Cantiknya Menantu BJ Habibie, Istri Thareq Kemal Habibie yang Profesinya Bikin Kagum

Ilham Habibie mengatakan jika adiknya tersebut terkena penyakit glaukoma yang merusak bagian retina mata.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa kembali memulihkan kondisi mata Thareq.

Menurut Ilham Habibie yang dikutip dari Kompas.com mengatakan penyakit yang diderita Thareq adalah glaukoma.

Penyakit ini disebabkan oleh gejala gula yang tinggi sehingga merusak retina mata.

Thareq Habibie menderita glaukoma akibat penyakit gula yang sudah ditanggung selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Kesaksian Penggali Kubur Makam 2 Presiden Republik Indonesia, BJ Habibie Kepala Negara Pertama yang Dimakamkan di Taman Makan Pahlawan"Pertama penyakit yang diderita Thareq, adik saya, adalah glaukoma. Glaukoma adalah penyakit yang merusak retina," ujar Ilham saat ditemui di kediamannya Habibie di jalan Patra, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/9/2019).

Dia mengatakan retina mata yang rusak tidak bisa diganti lagi.

"Itu tidak bisa digantikan, dengan teknologi hari ini tidak bisa, sekali rusak selalu rusak, belum ada metode pengobatannya," kata Ilham Habibie.

Di Indonesia, Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak.

Baca Juga: BJ Habibie Bibit Jeniusnya Terlihat Sejak Masih Balita, Orang Tua Wajib Kenali Tanda-tanda Anak Cerdas Ini

Bedanya, operasi katarak bisa mengembalikan penglihatan, sedangkan glaukoma tidak.

Glaukoma merupakan penyakit yang merusak saraf mata.

Pengobatan hingga operasi tidak bisa mengembalikan fungsi saraf seperti semula.

Untuk itu, sangat penting melakukan deteksi dini glaukoma.

Sebagai langkah awal, kenali dulu gejala glaukoma meski terkadang tidak menimbulkan gejala dan sering tak disadari penderitanya.

Baca Juga: Tak Ada yang Mengenali, Tiba-tiba Muncul Ribuan Hewan Aneh Mirip Cacing Raksasa di Kalimantan Barat

Menurut Dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC) Ikke Sumantri mengungkapkan, glaukoma yang sering tidak memunculkan gejala yaitu, jenis glaukoma sudut terbuka.

Glaukoma jenis ini disebabkan faktor genetik atau keturunan dan yang paling banyak dijumpai kasusunya.

“Gejalanya seperti melihat dalam terowongan dan sering kali tidak bergejala,” ujar Ikke di Jakarta, Senin (22/2/2016).

Sementara itu, pada tipe glaukoma sudut tertutup, gejalanya lebih berat, yaitu nyeri berat, pandangan kabur, pusing karena tekanan bola mata lebih tinggi, bila tekanan bola mata tiba-tiba naik akan terasa mual hingga muntah.

Baca Juga: Mata Thareq Kemal Habibie Selalu Tertutup, Ayahnya Jadi Donor Mata karena Peduli Penderita Katarak Agar Bisa Melihat Lagi

Kornea mata juga terlihat tidak jernih karena pembengkakkan.

Kalau tidak ditangani lama-kelamaan bisa menghilangkan penglihatan.

Proses hilangnya penglihatan bisa berbeda-beda setiap orang, ada yang cepat, ada yang butuh 10 tahun, tergantung tinggi rendahnya tekanan pada bola mata.

Penderita glaukoma biasanya memiliki riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma, memiliki tekanan bola mata tinggi, serta memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi dan migrain.

Selain itu, orang yang berumur di atas 40 tahun dan pengguna steroid, baik dalam bentuk obat tetes mata, obat radang sendi atau obat asma, untuk jangka waktu lama juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena glaukoma.

Orang yang pernah mengalami trauma pada mata, atau penderita miopia (kacamata minus) dan hipermetropia (kacamata plus) yang tinggi juga berisiko terkena glaukoma. (*)

Baca Juga: 6 Tahun Setelah Ditinggal Meninggal Istrinya, BJ Habibie Siapkan Liang Kubur Nomor 120 di TMP Kalibata dan Bersebelahan Dengan Pusara Ainun

Editor : Alfa