Kesederhanan BJ Habibie Saat Rayakan Ulang Tahun Perkawinan, Istrinya Terbaring Lemah di Rumah Sakit

Kamis, 12 September 2019 | 19:30
Kompas.com

BJ Habibie dan Hasri Ainun.

WIKEN.ID - Meninggalnya Presiden Indonesia ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie, Rabu (11/9) pukul 18.05 WIB menyisakan kesedihan bagi masyarakat Indonesia.

Hal ini lantaran kesederhaan dan kesetiaan cinta pasangan BJ Habibie dan Ainun akan selalu dikenang.

BJ Habibie menikah dengan teman SMAnya, Ainun pada tanggal 12 Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung.

Akad nikah pasangan BJ Habibie dan Ainun digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger, Bandung.

Baca Juga: Guru SMA Sempat Jodohkan BJ Habibie Dengan Aninun, Jika Jadi Suami Isteri Keturunan Mereka Sangat Pintar

Dari pernikahan tersebut, Habibie dan Ainun dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie, serta mendapatkan 6 orang cucu.

Kisah cinta BJ Habibie dengan Ainun telah menginspirasi banyak pasangan hingga dibuatkan film.

Bahkan, BJ Habibie pun tak lupa merayakan dengan doa di setiap ulang tahun pernikahan.

Salah satu momen ulang pernikahan yang membuat hari adalah saat ulang tahun pernikahan ke-48.

Baca Juga: BJ Habibie Awalnya Tak Tertarik Ainun Saat SMA dan Akhirnya Takjub Kecantikannya Hingga Punya Sebutan Gula Jawa Jadi Gula Pasir

Saat itu, Ainun berada di rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universität, Klinikum Grosshadern, München, Jerman.

Ia dirawat karena sakit kanker ovarium dan telah menjalani sembilan kali operasi.

"Ainun, tahukah hari ini hari apa?" Habibie bertanya dan Ainun pun mengangguk.

"Hari pernikahan kita selama enam windu atau 48 tahun," ujar Habibie.

Ainun kembali mengangguk sembari tersenyum dan memandang BJ Habibie dengan wajah cerah, tetapi aura sedihnya tetap tidak dapat disembunyikan.

Baca Juga: 6 Tahun Setelah Ditinggal Meninggal Istrinya, BJ Habibie Siapkan Liang Kubur Nomor 120 di TMP Kalibata dan Bersebelahan Dengan Pusara Ainun

BJ Habibie kemudian mencium bibir Ainun sembari berbisik, "Saya selalu akan mendampingimu di mana pun kamu berada. Jiwa, roh, dan batin kita sudah menyatu dan manunggal sepanjang masa."

Ainun terdiam. Air matanya menetes diiringi senyum.

Demikian penggalan momen yang Habibie tuliskan dalam buku Habibie dan Ainun yang dikutip, Minggu (14/2/2016).

Kejadian berlangsung pada hari Rabu, 12 Mei 2010, tepat pukul 10.00 WIB, di ruang ICCU, tempat Ainun dirawat selama sekian waktu.

Doa Habibie kemudian memanjatkan doa.

Baca Juga: Perjalanan BJ Habibie Dari Sakit Hingga Wafat, Lebih dari 5 Kali Dikabarkan Meninggal Dunia Sejak Tahun 2012

"Terima kasih Allah, ENGKAU telah lahirkan saya untuk Ainun dan Ainun untuk saya. Terima kasih Allah, ENGKAU telah pertemukan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya. Terima kasih Allah tanggal 12 Mei 1962 ENGKAU nikahkan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya. ENGKAU titipi kami Bibit Cinta murni, sejati, suci, sempurna dan abadi. Sepanjang masa kami sirami titipanMU dengan Kasih Sayang, nilai Iman, Takwa dan Budaya. Kini 48 tahun kemudian, Bibitt Cinta telah menjadi Cinta yang paling indah, Sempurna dan Abadi. Ainun dan saya bernaung di bawah Cinta milikMU ini dipatri menjadi manunggal sepanjang masa. Manunggal dalam Jiwa, Hati, Batin, Nafas dan semua yang menentukan dalam kehidupan. Terima kasih Allah, menjadikan kami Manunggal kami sepanjang masa. Berilah kami kekuatan mengatasi segala permasalahan yang sedang dan masih akan kami hadapi. Ampunilah dosa kami dan lindungilah kami dari segala pencemaran Cinta Abadi kami," rangkaian doa yang dipanjatkan BJ Habibie.

Kata demi kata Habibie diperhatikan betul oleh Ainun dan ia menganggukkan kepalanya setiap Habibie menyelesaikan kalimat per kalimat.

Baca Juga: Tak Mau Dibawa Ke Jerman Lagi, Presiden BJ Habibie Pernah Dirawat di Muenchen Dengan Keluhan yang Hampir Sama Dengan Mendiang Istrinya

"Sambil mengelus kepala Ainun, kami ulangi bersama doa yang sebelumnya saya bisikkan di telinganya. Bibir Ainun bergetar memanjatkan doa kami, kata demi kata dengan mata air berlinang. Saya harus menahan diri dan dokter dan perawat yang kebetulan masuk ke kamar, diam dan penuh pengertian segera meninggalkan kami berdua," tulis Habibie.

Pada tanggal 22 Mei 2010 pukul 17.35 waktu München, Jerman, Ainun meninggal dunia setelah melewati masa kritis sekitar 1 hari.

Jenazah Ainun Habibie diberangkatkan tanggal 24 Mei 2010 dari Jerman dan tiba di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2010.

Setelah itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata hari itu juga. (*)

Baca Juga: Tak Bisa Beli Harga Obat untuk Diabetesnya, Calon Pengantin Ini Meninggal Tepat Sebelum Pernikahannya, Ini Video Kisah Sedihnya

Editor : Alfa