WIKEN.ID- Giatno (38) tewas ditikam menggunakan pisau dapur di depan rumah kontrakannya oleh tetangganya sendiri.
Kontrakan Giatno tersebut berlokasi di Jalan RH Umar Kampung Ceger RT06/18 Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Terjadi pada Minggu (9/6/2019), sekitar pukul 18.30 WIB, Adi Zulkarnaen yang diduga alami gangguan jiwa karena tak kuat dalami ilmu spiritual ini tega membunuh tetangganya.
Baca Juga: Berjuang Lawan Depresi, Pria Ini Pilih Bersahabat dengan Buaya untuk 'Selamatkan' Dirinya Sendiri
Sulistyo (33), adik sepupu korban sekaligus saksi kejadian mengatakan, korban awalnya sedang mengemas sayuran di teras rumah kontrakannya, tiba-tiba datang pelaku tanpa basa-basi memiting leher korban dari arah belakang.
"Kakak saya (korban) lagi biasa abis magrib dia kemasin sayuran, tahu-tahu dia datang gitu aja pelaku, sebelumnya enggak ada masalah apa-apa, kakak saya juga sama pelaku enggak kenal deket, cuma tahu dia tinggal deket sini aja," kata Sulistyo kepada watawan, Senin (10/6/2019).
Setelah itu keributan berlanjut, korban dan pelaku terlibat baku hantam hingga menimbulkan kegaduhan.
Sulistyo yang tinggal bersebelahan dengan korban keluar dan berusaha melerai keduanya.
"Saya pegangin kakak saya, terus warga lain juga ada yang pegangin pelaku, udah tuh dipasahin abis berantem pukul-pukulan terus si pelaku pulang," paparnya.
Selang beberapa saat kemudian, pelaku yang diduga memiliki gangguan jiwa kembali ke rumah kontrakan korban dengan membawa pisau dapur.
"Pas balik lagi saya udah kasi tahu kakak saya udah kabur aja enggak usah diladenin, karena kita tahu dia kurang waras kan, tapi tahu-tahu dia langsung nusuk pas samperin kakak saya," tutur Sulistyo.
Giatno menderita luka tusuk di bagian dada sebelah kanan, darah langsung mengalir dari tubuhnya saat dia terkapar usai ditikam pelaku.
Baca Juga: Rusak Hingga Wanita Ini Terpaksa Harus Kehilangan Rambutnya, Waspada Terhadap Sampo dan Kondisioner!
Baca Juga: Mengharukan! Anjing Setia Ini Mati 15 Menit Setelah sang Pemilik Meninggal Akibat Kanker
Warga kemudian langsung mengamankan pelaku dan membawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Namun nahas, nyawa Giatno tidak dapat diselamatkan saat diperjalanan menuju rumah sakit.
"Pelaku langsung diikat sama warga, nah saya sama istri korban antar ke rumah sakit, lukanya parah di dada hasil visum si kena nadi sama nembus ke paru-paru," ujar dia.
Pelaku kata Sulistyo memang sejak satu tahun belakangan mengalami ganguan jiwa.
Dia tinggal seorang diri disebuah rumah yang jaraknya kurang lebih 50 meter dari kontrakan korban.
"Warga sini udah tahu kalau dia begitu (gangguan jiwa), kadang kambuh kadang kalau lagi bener ya biasa aja ngobrol sama orang, cuma yang paling parah ya ini sampe ngelukain orang," jelas dia.
Usai kejadian itu, pelaku juga dikabarkan membakar rumahnya sendiri, hampir seluruh bangunan hangus terbakar.
Beruntung kejadian tersebut tidak sampai berimbas ke rumah warga disekitar tempat tinggalnya.
Adi diduga mengalami gangguan jiwa akibat mempelajari ilmu spirutual.
Hal ini diungkapkan Dedi (32), tetangga yang tinggal di dekat kediaman pelaku, Senin (10/6/2019).
Menurut dia, Adi sempat dirawat di rumah sakit jiwa, namun sejak satu tahun terakhir dia pulang ke rumah karena dianggap sudah membaik.
"Kadang kambuh, kadang kalau lagi kumat ya suka gitu, dulu pernah mau bakar motornya sendiri," kata Dedi kepada TribunJakarta.com.
Akibat kejiawaannya yang tidak stabil, anak dan istrinyapun meninggalkan pria berusia 44 tahun tersebut. Adi kemudian tinggal seorang diri dan biaya sehari-hari hidupnya ditanggung kakak kandung yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.
Adi menurut dia sakit jiwa akibat memperdalam ilmu spiritual, dia diduga tidak sanggup mengamalkan ajaran-ajaran ilmu tersebut sehingga mempengaruhi kejiwaannya.
"Ngajinya mah rajin tapi enggak tahu di mana, solat juga rajin, kadang setel (menyalakan) solawat kenceng sampai kedengaran, dia emang ngamalin ilmu cuma kayanya enggak kuat jadi begitu," ujarnya.
Sementara itu, Ardi (60) tetangga lain mengatakan, selama ini warga tidak pernah mengucilkan pelaku meski mengetahui dia mengalami gangguan jiwa dan kerap kambuh.
"Ngobrol kadang ketemu di warung, kalau lagi normal biasa aja kaya orang waras, diajak ngomong politik, apalagi ngobrol soal agama dia seneng betul, cuma kalau lagi kambuh ya gitu enggak bisa diajak ngomong," ujarnya.