WIKEN.ID-Makanan siap saji dan makanan beku memang tidak baik untuk kesehatan apabila sering dikonsumsi.
Seperti kisah seorang remaja laki-laki yang menjadi buta dan sebagian telinganya tuli.
Ia sering mengonsusi kentang goreng, keripik kentang pringles, sosis, ham olahan dan roti putih selama satu dekade terakhir.
Bocah yang berasal dari Inggris dan identitasnya disamarkan ini menjalani diet karena kondisi tubuhnya.
Walaupun makan banyak, ia justru seperti anak-anak yang kekurangan gizi.
Kasuanya juga diyakini sebagai kasus pertama di Inggris.
Ia mengonsumsi makanan cepat saji itu semenjak sekolah dasar dan tidak menyukai buah dan sayuran.
Dr Denize Atan, yang bekerja untuk Rumah Sakit Universitas Bristol NHS Foundation Trust dan menulis tentang kasus bocah lelaki itu, mengatakan:
"Dia mendapatkan kentang goreng setiap hari dari toko fish and chips di lokasi yang sama dan juga Pringles, roti putih, irisan ham olahan dan sosis."
Hal ini membuat dirinya kekurangan vitamin yang pada akhirnya merusak saraf optiknya, yang menghubungkan mata ke otak.
Dia ditemukan memiliki kondisi yang disebut nutritional optic neuropathy (NON), biasanya hanya terlihat di negara-negara di mana akses ke makanan dibatasi.
Dr Atan mengatakan bahwa kebutaan anak muda itu disebabkan oleh junk food dan juga penyakit gangguan asupan makanan yang terbatas atau AFRID.
Penderita menjadi peka terhadap rasa, tekstur, bau atau penampilan jenis makanan tertentu.
Beberapa hanya bisa memakannya pada suhu tertentu.
Kasus yang sama seperti remaja di Inggris tersebut, yang tidak disebutkan namanya, dari Negara Barat, juga mengalami gangguan pendengaran dan kelemahan tulang.
Makan terlalu banyak gula dan karbohidrat dalam makanan olahan dapat merusak telinga.
"Kondisinya tetap tidak terdiagnosis selama beberapa tahun," ucap Dr. Atan.
Bocah itu buta pada saat ia mencapai usia 17, meninggalkan para ahli di Rumah Sakit Mata Bristol bingung.
Sementara NON yang dialami remaja 17 tahun di inggris tersebut, tidak ada tanda-tanda turun-temurun yang ditemukan dari keluarganya.
Namun, ia kekurangan vitamin B12 yang ditemukan dalam jeroan, susu, ikan, dan telur, mendorong dokter untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai konsumsinya tersebut.
Setelah minum beralkohol, merokok, dan memakai narkoba dikesampingkan sebagai penyebab yang mungkin bisa membuat dirinya buta serta tuli, petugas medis menyembut konsumsi junk food sebagai kemungkinan penyebab penyakitnya.
Baca Juga: Karyawati Minimarket Diseret-seret Hingga Pakaian Dilucuti, Pelaku Tewas Ditembak Polisi
Dr Atan berkata: "Namun, pasien itu mengaku, sejak sekolah dasar, dia tidak mau makan tekstur makanan tertentu."
Dia pertama kali dibawa ke dokternya tiga tahun sebelumnya, ketika dia berusia 14 tahun, dirinya mengeluh kelelahan.
Tes darah menunjukkan ia memiliki kadar B12 yang rendah yang menyebabkan kelelahan, yang mengarah ke pengobatan termasuk suntikan vitamin dan saran diet.
Intervensi tidak banyak berpengaruh pada remaja itu, yang pendengaran dan penglihatannya mulai memburuk ketika ia berusia 15 tahun.
Setelah kehilangan progresif selama dua tahun, ketajaman visualnya hanya 20/200 dan ia didiagnosis dengan NON.
Penglihatan normal adalah 20/20, yang berarti Anda dapat membaca grafik mata pada ketinggian 20 kaki.
Untuk dianggap buta secara hukum, harus 20/200 atau lebih buruk.
Bocah itu kehilangan serabut saraf di retina yang pada dasarnya merusak medan visual pusatnya.(*)