WIKEN.ID - Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23) adalah korban pembunuhan berencana.
Sadisnya, setelah keduanya dibunuh di rumahnya sendiri, jenazahnya dibakar di dalam mobil yang terparkir di kawasann Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019).
Polisi pun telah mengamankan empat tersangka, yakni AK, KV, S, dan A.
Tersangka AK merupakan istri kedua Edi sekaligus otak di balik pembunuhan sadis tersebut.
Sedangkan KV adalah anak AK, tetapi anak tiri bagi Edi, berperan sebagai pembunuh Dana, anak Pupung Sadili.
Sementara itu, S dan A adalah pembunuh bayaran yang diperintah AK untuk membunuh suaminya.
Mereka dijanjikan bayaran Rp 500 juta.
Motif tindakan AK untuk membunuh suaminya Pupung Sadili dan anak tirinya M Adi Pradana karena masalah rumah tangga dan utang piutang.
Lalu siapa Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili?
Ternyata, Pupung Sadili adalah pengusaha dan salah satu pendiri Komunitas Bumi Datar atau Flat Earth dan juga relawan Jokowi-Maruf Amin saat Pemilihan Presiden 2019.
Ayah dan anak ini mendirikan komunitas bumi datar Indonesia, Flat Earth 101.
Pupung Sadili menjadi founder sedangkan M Adi Pradana menjadi co-founder.
Mengklaim dirinya sebagai pendiri Flat Earth 101, Pupung Sadili mengucapkan selamat ulang tahun kepada Indonesia yang ke-74.
Komunitas bumi datar sendiri adalah perkumpulan orang yang percaya jika bumi tak berbentuk bulat melainkan datar.
Selain menjadi pendiri komunitas bumi datar Indonesia, rupanya Pupung Sadili merupakan relawan Jokowi di Pilpres 2019.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ina (49) yang merupakan rekan Pupung semasa menjadi relawan.
"Kalau lagi kumpul memang enggak pernah bahas masalah keluarga. Paling kami bahas masalah politik saja. Pas kumpul juga enggak pernah bawa istri atau anaknya," ujar Ina di RS Polri Kramat Jati, yang dikutip Tribunnews.
Setahun mengenal Pupung Sadili, Ina menuturkan rasa kehilangannya atas kepergian sang rekan yang menjadi korban jasad terbakar dalam mobil.
"Dia (Pupung) baik, care sama teman. Orangnya juga senang bercanda, termasuk orang yang bisa menghidupkan suasana. Jadi kalau enggak ada sepi lah," ucap Ina.
Ina mengaku mengetahui adanya kabar dua jasad yang terbakar dalam mobil di Sukabumi melalui media massa.
Namun, Ina tak mengetahui awalnya bahwa korban merupakan Pupung Sadili.
Sehari-hari, Pupung Sadili yang berusia 54 tahun ini menempati sebuah rumah di Jalan Lebak Bulus 1 Kavling 129 B Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Di rumah dua lantai itu ia tinggal bersama istri dan tiga anaknya, serta seorang perempuan yang merupakan keponakan istrinya.
Dari ketiga anaknya itu, satu di antaranya, yaitu Mohammad Adi Pradana, turut menjadi korban pembunuhan. (*)