WIKEN.ID-Sebuah video kisah inspiratif datang dari gadis asal Tulungagung.
Dalam video ini, ia menceritakan kisahnya berhasil menjadi salah satu anggota pasukan pengibar bendera pusaka atau Paskibraka.
Seperti yang kita tahu, saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, selalu diperingati upacara bendera di Istana Negara pada 17 Agustus.
Ketika upacara, terdapat anggota pasukan pengibar bendera pusaka.
Pasukan ini menjadi sorotan masyarakat.
Anggota Paskibraka sendiri diisi oleh putra-putri terbaik bangsa dan tidak mudah untuk menjadi salah satu anggotanya.
Anggota Paskibraka yang berjumlah 68 orang sendiri hanya diambil 2 orang terbaik setiap provinsi.
Untuk menjadi anggota Paskibraka tingkat Nasional, para pendaftar harus melewati seleksi yang cukup ketat.
Di antaranya seleksi pengetahuan, seleksi kesehatan, dan tes kebohongan.
Nah, cerita mengharukan datang dari seorang siswi berusia 16 tahun yang berasal dari Tulungagung, Jawa Timur.
Dhea Lukita Andriana, siswi SMA Negeri 1 Ngunut, Tulungagung terpilih sebagai anggota Paskibraka di Istana Negara, di upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, tahun 2019 ini.
"Sebelumnya tidak mengira bakal terpilih, kebanggan bagi saya, karena membawa nama baik sekolah, Kabupaten Tulungagung, dan Provinsi Jawa Timur," ungkap Dhea, dilansir dari laman Kompas.com.
Baca Juga: Alami Kelainan Langka, Bayi Ini Terlahir dengan 3 Kepala di Tubuhnya, Begini Videonya!
Ia mengungkapkan sebelum mendaftar, ia turin berlatih.
Terutama latihan fisik dan pengetahuan umum.
Prestasi Dhea ini diakui pihak sekolah sebagai hadiah ulang tahun SMA Negeri 1 Ngunut.
"Ini merupakan anugrah penghargaan yang luar biasa. Anak didik kami terpilih menjadi pengibar bendera di Istana Negara. Ini merupakan kado istimewa pada usia 35 tahun SMA Negeri 1 Ngunut di tahun 2019 ini," ungkap Ika Yuliatin, selaku Wakil Kepala Kesiswaan SMA Negeri 1 Ngunut, dilansir dari laman Kompas.com.
Orangtua Dhea pastinya juga sangat bangga terhadap putrinya.
Orangtua Dhea merupakan seorang TKI yang sudah bekerja di luar negeri sejak Dhea berusia 2 tahun.
Salim Rajun, ayahnya bekerja sebagai TKI di Malaysia, sedangkan ibunya. Nursiah, bekerja sebagai TKI di Taiwan.
Nursiah, mengungkapkan bahwa selama ini, Dhea diasuh oleh kakek dan pamannya.
"Sejak umur 2 tahun, Dhea tinggal diurus oleh kakungnya (kakeknya)," ungkap Nursiah, dilansir dari laman Kompas.com.
Baca Juga: Video Gemasnya Bahati, Singa yang Jadi Model untuk Simba di The Lion King
Ibu Dhea mengetahui bahwa putrinya terpilih sebagai anggota Paskibraka saat cuti, dan pulang ke Indonesia.
Nursiah mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi sang putri.
"Saya selalu berdoa, meski dari jauh, dan rupanya doa kami terkabulkan," ungkap Nursiah.
Namun sayangnya, Nursiah tidak bisa mengantarkan sang putri ke Jakarta, karena harus kembali ke Taiwan untuk bekerja.
Kakeknya yang selama ini mengurusnya juga tidak bisa mengantar Dhea karena mengalami cedera kaki setelah mengantar Dhea bertugas sebagai anggota Paskibraka saat SMP.
Dhea akhirnya diantar pakde dan budenya menghadap Pelaksana Tugas Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo.
Terpilih sebagai anggota Paskibraka, Dhea berharap bisa bergabung di pasukan delapan.
"Ditempatkan di pasukan mana saja saya siap. Tapi harapan saya semoga bisa bergabung di pasukan delapan," ungkap Dhea, dilansir Kompas.com.
Dilansir dari Ini Channel, inilah videonya.