WIKEN.ID - Tradisi saat merayakan Lebaran di Indonesia sungguh beragam, salah satunya bisa dilihat dari video ini.
Dalam video ini, tradisi yang bernama Grebeg Syawal berlangsung di kota Solo.
Tradisi yang terlihat dalam video ini merupakan tradisi tradional yang menjadi perlambang ujub syukur Raja Keraton kepada Tuhan Yang Maha Esa atas puasa yang telah dilaksanakan 1 bulan penuh.
Video trasidi Grebek Syawal Keraton Kasunan Surakarta, berlangsung pada hari Kamis (6/6/2019) siang lalu.
Baca Juga: Video Tradisi Lebaran Unik di Bekasi, Salaman Sepanjang Jalan
Dalam tradisi ini, ratusan warga lokal maupun pendatang berebut dua gunungan yang berisi hasil bumi dan jajanan pasar.
Dua gunungan di prosesi Grebeg Syawal ini adalah Gunungan Jaler (laki-laki) dan Gunungan Estri (perempuan).
Kedua gunungan merupakan simbol bahwa kehidupan umat manusia tak lepas dari menyatunya laki-laki dan perempuan.
Keduanya langsung ludes dalam waktu singkat yang sebelumnya diadakan ritual doa di Masjid Agung Surakarta.
Prosesi Grebeg Syawal yang dilaksanakan sekitar pukul 11.00 WIB ini diawali dengan arak-arakan gunungan.
Dalam arak-arakan ini diikuti marching band, prajurit keraton dan orang keraton.
Rute yang diambil adalah Sitinggil, Pagelaran, alun-alun utara menuju ke masjid Agung.
Setelah itu, dua gunung yang sudah diletakkan di pelataran masjid didoakan dan diperebutkan warga yang sudah menunggu.
Baca Juga: Terpopuler, Video Imam Salat Tiba-tiba Meninggal Dunia Hingga Buaya Masuk ke Dapur
Tradisi grebek gunungan ini tak hanya di Solo.
Di Yogyakarta juga ada tradisi grebeg gunungan syawal yang lebih menarik karena gunungannya tak hanya 2 tetapi ada 7.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Rabu (5/6/2019), mengelar acara tradisi Grebeg Syawal.
Pada acara tradisi ini, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat membuat sebanyak tujuh gunungan.
"Gunungan ini sebagai bentuk sedekah dari Sultan untuk rakyatnya. Selain itu, wujud syukur Ngarso Dalem atas sudah diselesaikanya puasa Ramadhan," ujar Penghageng Kawedanan Pengulon, KRT Akhmad Mukhsin Kamaludin Ningrat, yang dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Dibunuh Oleh Anak dan Keponakannya, Begini Video Kronologi Pembunuhan Darmansyah
Karena terbatas, dan jumlah masyarakat cukup banyak, maka gunungan yang terbuat dari hasil bumi ini diperebutkan.
Penghageng Tepas Tandha Yekti Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu mengatakan, Hari Raya Idul Fitri di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ditandai dengan dua agenda utama yaitu Hajad Dalem Garebeg Sawal dan Ngabekten.
Pelaksanaan Hajad Dalem Garebeg Sawal dilaksanakan bertepatan dengan hari pertama perayaan Idul Fitri menurut kalender Masehi.
"Total terdapat tujuh buah gunungan," ungkap dia.
Tujuh gunungan ini terdiri dari tiga buah Gunungan Kakung, dan satu Gunungan Estri, Gunungan Gepak, Gunungan Darat, dan Gunungan Pawuhan.
Ketiga Gunungan Kakung diarak dan dibagikan ke tiga tempat berbeda, yakni Kagungan Dalem Mesjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan.
Sedangkan untuk gunungan-gunungan lainnya akan dibagikan di Mesjid Gedhe. (*)