WIKEN.ID - Video ini membuktikan bahwa Tak semua orang bisa merayakan lebaran bersama keluarga.
Dalam video pendek yang kemudian viral ini memperlihatkan seorang wanita yang berpamitan kepada keluarga karena tak bisa pulang.
Dirangkum dari berbagai informasi, wanita yang terekam dalam video ini adalah petugas Dishub di Bekasi, Jawa Barat.
Wanita yang saat menelfon masih memakai seragam Dinas Perhubungan ini bernama Restu Cahya Ningrum.
Ia terpasksa tak pulang kampung karena tugas negara.
Wanita petugas Dishub ini harus membantu lalu lintas di jalur mudik.
Dalam percakapannya melalui telepon, ia pun menangis menahan rindu untuk bertemu keluarganya.
"Nanti pulang menyusul. Sendiri," ujarnya sambil terisak dan terekam dalam video.
Ia pun menanyakan kabar orang tuanya.
Video ini direkam oleh rekan-rekannya yang bertugas sama dengan dirinya.
Saat Restu Cahya Ningrum terisak menangis, terdengar rekan-rekannya berkata ingin menangis juga karena melihat kesedihan.
Restu Cahya Ningrum adalah salah satu dari orang-orang yang bekerja demi tugas negara.
Selain Restu Cahya Ningrum ada juga yang tidak bisa merasakan berkumpul bersama keluarga.
Salah satunya adalah petugas SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul.
Baca Juga: H-7 Lebaran, Ini Video Pernyataan Menhub Soal Puncak Arus Mudik 2019
Pada liburan lebaran justru tuga dan tanggung jawab mereka semakin banyak karena ada puluhan ribu hingga ratusan ribu wisatawan mengunjungi kawasan pantai yang harus dijaga.
Mulai pengunjung pantai Pulangsawal atau dikenal dengan Indrayanti hingga kawasan pantai di Kecamatan Purwosari seperti Gesing.
"Saat Idul Fitri, biasanya kami bagi tugas. Misalnya pagi setelah shalat Ied ada dua personel yang jaga, dua personel lainnya silaturahmi ke keluarganya," kata Sekretaris SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul Surisdiyanto yang dikutip dari Kompas.com.
Setiap pantai di wilayah Korwil II dijaga 3 sampai 5 personel.
Pria yang akrab disapa Suris ini menceritakan, apa yang dilakukannya adalah demi menjaga keselamatan pengunjung agar terhindar dari bahaya saat bermain di pantai.
Ia mengakui cukup sulit mencegah para pengunjung untuk mandi di laut selatan, meski ada larangan dan imbauan melalui pengeras.
Kembali saat libur lebaran, Suris mengakui sebagai seorang ayah pada Hari Raya Idul Fitri seharusnya berkumpul dengan keluarga, atau bersilaurahmi dengan saudara.
Meski silaturahmi tidak pernah terlewat, diakuinya tidak berlangsung lama.
Yang penting ketemu saling bermaafan hingga sedikit bercengkrama dengan saudara, sahabat, teman maupun tetangga.
Setelah itu ia pun kembali bertugas ke pantai.
"Kalimat libur bagi kami itu tidak ada. Mau tidak mau, ini pilihan hidup, bagi saya yang penting hidup ini bermanfaat bagi sesama," ujarnya. (*)