WIKEN.ID - Salah satu korban penjarahan massa aksi massa 21-22 Mei memberikan ungakapan bahagianya melalui video.
Dalam video ini, korban penjarahan warung miliknya ini berujar bahwa ia tiba-tiba didatangi oleh anggota kepolisian saat sedang duduk meratapi nasibnya menjadi korban penjarahan, Jumat (24/5/2019).
Ismail (68), pemilik warung kopi dan mi rebus di perempatan Sabang, Jakarta Pusat, yang menjadi korban penjarahan saat aksi ricuh 22 Mei 2019, mengaku dalam video wawancara ini tak menyangka bisa bertemu Presiden Joko Widodo.
Ia juga menungkapkan dalam video bahwa ia senang bertemu Jokowi, apalagi mendapat uang santunan untuk menjadi modal berjualan.
Baca Juga: Viral Video Pemulung Tetap Ingat Bersedekah Meski Hidupnya Serba Terbatas
"Dikasih (uang) buat santunan. Belum tahu jumlahnya berapa, belum saya hitung. Masih di sini," katanya dikutip dari Kompas.com.
"Sejak saya jualan tahun 1975 di Jakarta, baru sekarang ketemu Presiden. Sampai nangis, saking senengnya," kata Ismail ditemui di tempat bekas warungnya di Jakarta, Jumat (24/5/2019) malam, seperti dikutip Antara.
Sudah sejak 20 tahun lalu, bapak tiga anak itu berjualan dengan menumpang di samping Pos Subsektor Polisi Sabang yang dibakar massa saat kericuhan yang terjadi 22 Mei 2019.
Saat terjadi kericuhan, pria asal Leuwiliang, Bogor, itu sedang tidur karena warungnya sengaja ditutup mengantisipasi kericuhan yang sempat terjadi sehari sebelumnya.
Baca Juga: Video Viral Tunjukkan Aksi Emak-emak di Kondangan, Bikin Geleng Kepala
"Saya masih tidur itu. Kemudian ada yang lempar-lempar, saya keluar. Barang-barang (dagangan) dikeluarin, saya kira diselamatin. Ternyata, ikut dibakar," kenangnya.
Bahkan, Ismail masih ingat betul tiga tabung elpiji dijarah massa pada kericuhan yang mengakibatkannya menelan kerugian sampai Rp 20 juta.
Meski demikian, ia mengaku sangat senang bisa bertemu Presiden Jokowi, apalagi kemudian diberi santunan untuk mengganti kerugian usahanya.
"Dikasih (uang) buat santunan. Belum tahu jumlahnya berapa, belum saya hitung. Masih di sini," katanya sembari menunjuk kantong celananya.
Ismail mengaku selama ini memang sangat ingin ketemu Presiden, apalagi Jokowi diketahui kerap menikmati makanan di Restoran Garuda yang berada di belakang Pos Subsektor Polisi Sabang.
"Pak Jokowi sering makan di situ (Restoran Garuda), sudah empat kali kalau enggak salah. Saya cuma lihat aja, enggak bisa ketemu. Eh, sekarang bisa ketemu," kata Ismail.
Selain Ismail, ada juga Abdul Rajab (62), pemilik warung kelontong di lokasi sama yang juga menjadi korban penjarahan saat kericuhan dua hari lalu itu.
Namun, saat ini Rajab sedang tak berada di kiosnya.
Hanya ada seorang karyawan yang sedang membenahi lemari kaca yang pecah karena dirusak massa.
Baca Juga: Video Viral Wanita Gunakan Bulu Mata Kelap-kelip Bak Lampu LED
Dalam pertemuannya dengan Jokowi, Rajab juga bercerita bahwa dirinya mengalami kerugian sampai Rp50 juta.Tak ada satupun barang dagangannya yang luput dari aksi massa 22 Mei tersebut."Sisir saya aja sampai diambil juga, Pak," ujar Rajab.Selepas pertemuannya dengan Jokowi, Rajab mengaku mendapatkan modal usaha.Meski begitu, ia tak menjelaskan berapa nilai bantuan dari Jokowi."Presiden bantu berupa uang untuk modal lagi. Tapi nilainya kita belum tahu berapa ya," ujar Rajab.
Baca Juga: Viral Video Ribuan Warga Baduy Kepung Jakarta Ternyata Cuma HoaxSementara itu, pedagang kaki lima lain yang juga bertemu dengan Jokowi adalah Ismail.Ismail adalah pedagang mie instan yang merupakan korban penjarahan aksi massa 22 Mei lalu."Sejak saya jualan tahun 1975 di Jakarta, baru sekarang ketemu Presiden. Sampai nangis, saking senengnya," kata Ismail Jumat (24/5/2019).Ia juga mengaku sangat senang bertemu Jokowi, apalagi mendapat uang santunan untuk menjadi modal berjualan."Dikasih (uang) buat santunan. Belum tahu jumlahnya berapa, belum saya hitung. Masih di sini," katanya dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Viral Video Pengakuan Masjid Diserang Polisi di Tanah Abang, Ini Kata Divisi Humas Polri
Ismail sangat ingat, bagaimana tiba-tiba ada sekelompok massa yang mendatanginya di kios tempatnya berjualan.
Massa tersebut berteriak 'bakar' sampai membuatnya lari ketakutan.
Ia juga mengaku tidak ada barang yang bisa diselamatkan kecuali apa yang ada pada dirinya.
"Sebenarnya yang bakar satu, bisa dilawan. Tapi kan temannya di luar banyak. Bisa keroyok," ujar Ismail.
Selain cerita Rajab dan Ismail, momen kunjungan keduanya juga terekam dalam sebuah video yang diunggah oleh channel YouTube resmi Sekretariat Presiden.
Baca Juga: Video Detik-detik Dua Motor Tabrakan Adu Banteng, Korbannya Terpental
Kepolisian sudah mengamankan sebanyak 441 terduga perusuh terkait kerusuhan di beberapa tempat di Jakarta hingga Jumat (24/5/2019).
Hal itu diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan.
"Saat ini sudah 441 terduga pelaku perusuh yang sudah diamankan oleh kepolisian dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan," kata Dedi yang dikutip dari Kompas.com.
Menurut dia, status dari masing-masing terduga pelaku sedang didalami oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Polisi, kata Dedi, mendalami peran dari masing-masing pelaku hingga mengungkap auktor intelektualis kerusuhan tersebut.
Menurut Kepolisian, ada kelompok lain yang memanfaatkan aksi unjuk rasa menolak hasil rekapitulasi Pilpres 2019. Kepolisian memiliki sejumlah bukti ada perencanaan untuk melakukan kerusuhan. (*)
Baca Juga: Viral Video Pria Dipukuli Sejumlah Polisi, Ini Pengakuan Andri Bibir