Kasihan Pada Anak Anjing yang Terlantar, Wanita Ini Meninggal Setelah Digigit dan Terkena Rabies

Sabtu, 11 Mei 2019 | 20:30
nst.com.my

Ilustrasi anak anjing

WIKEN.ID - Seorang wanita asal Norwegia, meninggal akibat rabies, setelah sempat memungut seekor anak anjing saat sedang berlibur ke Filipina.

Perempuan tersebut, Birgitte Kallestad, yang berusia 24 tahun, berlibur dengan teman-temannya ke Filipina pada Februari lalu.

Suatu ketika saat sedang berkeliling menggunakan skuter, mereka melihat seekor anak anjing di pinggir jalan yang tampak tak berdaya.

Karena merasa kasihan, Birgitte memungut anak anjing itu dan membawanya.

"Birgitte memasukkan anak anjing itu ke keranjang di skuternya dan membawanya kembali ke penginapan. Di sana dia membersihkan dan merawatnya."

Baca Juga : Viral Petugas SPBU Cek Keaslian Uang dengan Menyiram Bensin, Bank Indonesia Angkat Bicara!

Baca Juga : Menggemaskan! Kawanan Gajah Ini Berlari Gembira Menyambut Bayi Gajah yang Baru Diselamatkan

"Dia juga membawa anak anjing itu bermain-main di taman penginapan tempat mereka tinggal," kata pernyataan keluarga, yang dirilis, Kamis (9/5/2019).

"Setelah beberapa saat, anak anjing itu mulai mencoba menggigitnya, seperti yang dilakukan anak anjing pada umumnya.

Anak anjing itu menggigit jari Birgitte dan teman-temannya ketika mereka bermain," lanjut pernyataan itu, dikutip AFP.

Namun saat kembali ke Norwegia, Birgitte yang merupakan seorang staf rumah sakit, mengeluhkan merasakan tidak enak badan hingga kemudian dilarikan ke rumah sakit di Forde, tempat dia bekerja.

Akan tetapi kondisi kesehatannya tidak kunjung membaik dan dia meninggal pada Senin (6/5/2019) malam.

Baca Juga : Muzdalifah Marah saat Ditanyakan Pekerjaan Sang Suami, Fadel Islami: Kalau Butuh Dana Cepat Hub Saya

Baca Juga : Pesawat Terbakar dan Tewaskan 41 Orang, Penumpang Malah Sibuk Mencari Tas Hingga Memperlambat Penyelamatan

Diketahui kemudian bahwa Birgitte terinfeksi rabies.

Menurut catatan dari Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia, kasus rabies terakhir yang dialami manusia di negara itu adalah pada 1815.

Pada 1826, dilaporkan penyakit itu menjangkiti seekor hewan.

Menurut keluarga korban, tidak seorang pun dari korban maupun teman-teman korban yang telah mendapat vaksinasi rabies.

"Birgitte yang kita cintai sangat menyukai binatang. Ketakutan kami adalah bahwa ini akan terjadi pada orang lain yang memiliki hati dan perasaan yang lembut seperti miliknya," ujar keluarga.

Setidaknya 59.000 orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun karena penyakit yang ditularkan melalui hewan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Lebih dari 99 persen korban terkonsentrasi di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.

(*)

Tag

Editor : Pipit