WIKEN.ID - Seorang pria bernama Linette Grzelak dan rekannya, Steven Jones tak sengaja menemukan sebuah ikan legendaris raksasa, yakni mola-mola.
Dua pria asal Australia tersebut menemukannya saat sedang berjalan menyusuri pantai pada 16 Maret 2019.
Keduanya mengira ikan tersebut adalah sebuah balok kayu yang mengapung di air.
Namun, ketika dilihat lebih dekat, mereka menyadari bahwa itu adalah ikan matahari atau dikenal dengan nama ikan mola-mola.
Baca Juga : Bosan Rambut Panjang, Chef Renatta Potong Rambut Pakai Pisau Dapur, Hasilnya Buat Warganet Kagum
Mola-mola memang dikenal mempunyai tubuh yang gemuk dan tak berekor dengan mata melotot.
Menurut para ilmuwan, ikan matahari dapat tumbuh hingga 3,3 meter dan beratnya mencapai 2,2 metrik ton.
Melansir Live Science, Grzelak dan Jones menemukan ikan mola-mola dalam kondisi yang sudah mati."Ikan ini sangat berat, kulitnya terasa keras dan kasar seperti badak," ungkap Jones yang merupakan seorang pengawas pemancing ikan.
"Saya beberapa kali melihat hasil temuan para pemancing, biasanya hiu dan anjing laut."Ikan matahari jarang terlihat muncul di Australia Selatan, termasuk di muara Sungai Murray yang merupakan sungai terpanjang di Negeri Kanguru.
Spesies ini dikenal mampu hidup di seluruh dunia, sebagian besar di perairan beriklim sedang dan tropis.Meskipun bertubuh besar, Mola mola tidak memangsa manusia.
Baca Juga : Ketahuan Bawa Mobil Mewah, Pengemis Ini Ngamuk Saat Direkam Warga
Menurut sebuah jurnal Reviews in Fish Biologu and Fisheries pada 2010, ikan mola-mola hanya memangsa binatang kecil dan lunak, seperti ubur-ubur dan zooplankton.
Namun, ada sebuah mitos yang beredar di masyarakat bahwa Mola-mola mampu menenggelamkan kapal pesiar (yacht) di perairan Australia.
Mola-mola juga dapat dikenali melalui mata mereka yang lebar dan seolah melotot dengan sirip besar bak ikan hiu.Mengingat bahwa tidak ada tanda-tanda kerusakan pada ikan itu, ada asumsi bahwa Mola mola mati karena sebab alami, terlalu banyak makan plastik atau parasit, menurut para ilmuwan yang berkonsultasi dengan Grzelak dan Jones.
(*)