WIKEN.ID -Belajar mengajar di rumah, siswa, dan guru dibantu dengan aplikasi belajar daring saa pandemi.
Namun, sejumlah kesulitan ditemui para guru saat menjalankan metoden belajar dari rumah.
Sementara itu, Psikolog Seto Mulyadi meminta para orangtua untuk sabar dan kreatif dalam mendampingi anak-anaknya yang menjalani belajar dari rumah akibat pandemi Covid-19.
Belajar di rumah menjadi langkah yang dinilai ampuh dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
Namun, tak sedikit orangtua dan siswa yang kerepotan dengan kegiatan ini, sehingga diperlukan kiat khusus, salah satunya mengatur emosi dan harus sabar jika tidak orang tua bisa tak sabar dan kesal hingga anak bisa jadi korban kekerasan pelampiasan orang tua seperti halnya kasus yang diungkap polisi
gungkap alasan pasangan suami istri, IS (27) dan LH (26) di Tangerang tega menguburkan anak kandung mereka dengan pakaian lengkap. Ternyata pembunuhan itu bermula karena sang ibu, LH tidak sabar mengajari korban yang berusia 8 tahun atau duduk di bangku kelas 1 SD.
LH kemudian melakukan kekerasan fisik pada anak perempuan itu, mulai dari tangan kosong sampai menggunakan sapu. Mirisnya, sang anak meninggal dunia.
Panik, orangtua menguburkan bocah tersebut masih dengan pakaian lengkap.
Artikel Peristiwa terjadi pada 26 Agustus 2020 lalu di rumah kontrakan mereka, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.
LH mengaku saat itu ia sedang mengajarkan anaknya belajar.
Namun, sang anak membuatnya kesal karena susah diajari saat belajar online.
"Kami dalami mereka, khususnya kepada almarhum yang merupakan anak kandungnya sendiri dia merasa kesal, merasa anaknya ini susah diajarkan, susah dikasih tahu, sehingga kesal dan gelap mata," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lebak AKP David Adhi Kusuma yang dikutip dari Kompas.com di Polres Lebak, Rangkasbitung, Senin (14/9/2020).
Menurut David, LH melakukan serangkaian tindak kekerasan, seperti mencubit, memukul tangan kosong hingga menggunakan sapu. "Dicubit di bagian paha, selanjutnya dipukul dengan tangan kosong di bagian paha. Lalu si anak juga dipukul dengan gagang sapu dari kayu sebanyak lima kali di bagian kaki, paha, betis dan tangan," ujar dia. Ketika korban sudah tersungkur lemas, LH tidak berhenti melakukan kekerasan, ia bahkan memukul kepala bagian belakang anaknya tiga kali dengan sapu.